cover
Contact Name
Suciati
Contact Email
psuciati@ecampus.ut.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jp-ut@ecampus.ut.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota tangerang selatan,
Banten
INDONESIA
Jurnal Pendidikan
Published by Universitas Terbuka
ISSN : 14111942     EISSN : 24433586     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Pendidikan diterbitkan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Universitas Terbuka. Jurnal ini memuat artikel yang ditulis berdasarkan hasil penelitian dan analisis konseptual mencakup berbagai dimensi pendidikan, seperti kurikulum, pembelajaran, evaluasi, manajemen, kualitas Pendidikan, dan pemanfaatan teknologi komunikasi dan informasi, dalam berbagai jenjang pendidikan dan modus penyampaian pembelajaran
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 16 No. 2 (2015)" : 6 Documents clear
UPAYA MENINGKATKAN KEBERANIAN SISWA BERTANYA DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUAN MEDIA Mustakim Mustakim; Solikhin Solikhin
Jurnal Pendidikan Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.986 KB) | DOI: 10.33830/jp.v16i2.337.2015

Abstract

Class Action Research was motivated by a lack of courage and ask the students of class VII student achievement SMP 2 Patean Kendal especially Class VII-A. To overcome this problem researchers use a learning Think Pair Share (TPS) aided media quiz game Who's He (KSD). Formulation of the problem in this study were (1) Is the TPS-assisted learning media KSD game on triangular and quadrilateral material can increase the courage to ask students and student achievement class VII-A SMP Negeri 2 Patean Semester II Academic Year 2014/2015 ?; (2) Is the TPS-assisted learning media KSD game on triangular and quadrilateral material for students of classes VII-A SMP Negeri 2 Patean Semester II Academic Year 2014/2015 can achieve mastery programmed? To address the above problems, it is done classroom action research conducted in two (2) cycles, each consisting of planning, implementation, observation, and reflection. Data collected through observation, interview and test. The subjects were students of class VII-A SMP Negeri 2 Patean Kendal totaling 27 students with a composition of 16 boys and 11 female student. The study was conducted in January to June 2015. The indicators in this study were (1) More than 75% of students courage students to ask bold minimal category; (2) The average value of student achievement of at least 75; (3) More than 75% of students reach the minimum learning achievement KKM is 75. The results showed that the students' courage to ask the brave minimal category increased 34%, from the initial conditions as much as 44% increased to 63% in the first cycle and 78% in Cycle II. The average value of student achievement has increased 23 from the average value of learning achievement in the initial conditions 59 to 72 in the first cycle and 82 in the second cycle. Likewise mastery learning has increased 41%, from the initial conditions of 37% rising to 67% in the first cycle and 78% in Cycle II. The conclusion of this Class Action Research is a learning Think Pair Share (TPS) game media aided KSD on triangular and quadrilateral material can increase the courage to ask students and student achievement class VII-A SMP Negeri 2 Patean Semester II Academic Year 2014/2015. Penelitian Tindakan Kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya keberanian siswa bertanya dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 2 Patean Kendal terutama kelas VII-A. Untuk mengatasinya peneliti menggunakan pembelajaran Think Pair Share (TPS) berbantuan media permainan Kuis Siapa Dia (KSD). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah pembelajaran TPS berbantuan media permainan KSD pada materi segitiga dan segiempat dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya dan prestasi belajar siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Patean Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?; (2) Apakah pembelajaran TPS berbantuan media permainan KSD pada materi segitiga dan segiempat bagi siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Patean Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat mencapai ketuntasan yang diprogram? Untuk membahas permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan tes. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Patean Kendal yang berjumlah 27 siswa dengan komposisi 16 siswa putra dan 11 siswa putri. Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2015. Indikator dalam penelitian ini adalah (1) Lebih dari 75% siswa keberanian siswa bertanya pada kategori minimal berani; (2) Rata-rata nilai prestasi belajar siswa minimal 75; (3) Lebih dari 75% siswa prestasi belajar mencapai batas minimal KKM yaitu 75. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberanian siswa bertanya dengan kategori minimal berani mengalami peningkatan 34%, dari kondisi awal sebanyak 44% meningkat menjadi 63% pada Siklus I dan 78% pada Siklus II. Rata-rata nilai prestasi belajar siswa mengalami peningkatan 23 dari rata-rata nilai prestasi belajar pada kondisi awal 59 menjadi 72 pada Siklus I dan 82 pada Siklus II. Demikian juga ketuntasan belajar mengalami peningkatan 41%, dari kondisi awal 37% meningkat menjadi 67% pada Siklus I dan 78% pada Siklus II. Kesimpulan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah pembelajaran Think Pair Share (TPS) berbantuan media permainan KSD pada materi segitiga dan segiempat dapat meningkatkan keberanian siswa bertanya dan prestasi belajar siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Patean Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.
PENGARUH POLA PENGASUHAN ORANGTUA DAN PROSES PEMBELAJARAN DI SEKOLAH TERHADAP TINGKAT KREATIVITAS ANAK PRASEKOLAH (4-5 TAHUN) Dian Novita; Muman Hendra Budiman
Jurnal Pendidikan Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.896 KB) | DOI: 10.33830/jp.v16i2.338.2015

Abstract

Preschoolers are creative people, unfortunately many parents and teachers are less aware or less can appreciate the creativity of children. They would want a child who is always obedient and do the things parents want or do the same things as other children. Services to early childhood education is a fundamental influence on the development of selanjunya child to adult. Hurlock (1991) says that the early years of a child's life is the basis which tends to persist and influence the attitudes and behavior of children throughout his life. At preschool age, children have the nature of imitation or copying of anything he had seen. This study aims to determine the effect characteristic of the individual and family characteristic to the creativity and parenting parents and the learning process at school on the level of creativity of kindergarten age children. The method used in this study was a cross sectional study. Guide TK Ananda Open University with a sample of 30 children. Data obtained through observation, interviews and documentation. From the research results can be seen that the gender and birth order of the child has no correlation with parenting styles applied to the elderly at home. Family characteristics did not correlate with their parenting styles on children, as well as the characteristics of the child with the child's creativity. There is a significant relationship between education fathers with children's creativity in the face of boredom, while also shown a significant relationship between the mother opinion in answering the questions in the children's play activities that can improve creativity. There is a significant correlation between parental care provided to the ability of a child's imagination, familiar surroundings, answering questions posed from child to improve the child's ability to experiment, creating new stimuli children so that children have the ability to overcome boredom. Anak prasekolah adalah individu yang kreatif, sayangnya banyak orang tua dan guru yang kurang menyadari atau kurang dapat menghargai kreativitas anak. Mereka lebih menginginkan anak yang selalu patuh dan melakukan hal-hal yang diinginkan orang tua atau melakukan hal-hal yang sama seperti anak lain. Layanan pendidikan kepada anak usia dini merupakan dasar yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak selanjunya hingga dewasa. Hurlock (1991) mengatakan bahwa tahun-tahun awal kehidupan anak merupakan dasar yang cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dan perilaku anak sepanjang hidupnya. Pada usia pra sekolah, anak mempunyai sifat imitasi atau meniru terhadap apapun yang telah dilihatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteritik individu dan karakteritik keluarga terhadap kreativitas dan pola asuh orang tua dan proses pembelajaran di sekolah terhadap tingkat kreativitas anak usia TK. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional studi. Dilakukan di TK Ananda Universitas Terbuka dengan jumlah sampel 30 anak. Data diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa jenis kelamin dan urutan kelahiran anak tidak memiliki korelasi dengan gaya pengasuhan yang diterapkan orang tua di rumah. Karakteristik keluarga tidak memiliki korelasi dengan gaya pengasuhan mereka terhadap anak, begitu juga anak dengan karakteristik anak terhadap kreativitas. Terdapat hubungan yang siginifikan antara pendidikan ayah dengan kreativitas anak dalam menghadapi rasa bosan, selain itu juga terlihat hubungan signifikan antara pendapat ibu dengan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan anak dalam kegiatan bermain yang dapat meningkatkan kreativitas. Terdapat hubungan signifikan antara pengasuhan yang diberikan orang tua terhadap kemampuan imajinasi anak, mengenal lingkungan sekitar, menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari anak sehingga meningkatkan kemampuan anak untuk bereksperimen, menimbulkan rangsangan-rangsangan baru anak sehingga anak memliki kemampuan dalam mengatasi rasa bosan.
METODE PENGAJARAN DALAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA SISWA SEKOLAH DASAR (STUDI PADA SEKOLAH ADIWIYATA DI DKI JAKARTA) Anisa Muslicha
Jurnal Pendidikan Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.134 KB) | DOI: 10.33830/jp.v16i2.342.2015

Abstract

The degradation of environmental quality caused by human negligence, ignorance, lack of ethics/moral towards the environment. Environmental education is a significant subject to be taught to elementary students, to acquire knowledge, awareness and implement the environmentally-friendly-attitude and behavior.The aims of this study are (1) to analyze the effective teaching method on environmental education in Adiwiyata-achiever Primary Schools; and (2) to analyze the aspects on selecting the teaching method on environmental education. The method of this research is quantitative method with descriptive analysis. The study has conducted in Adiwiyata achiever schools, which are SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02, and SDN Sungai Bambu 05. There are 46 respondents. The result shows that the effective teaching methods used by the Adiwiyata-achiever schools are lecture, discussion, and experiential methods. The selection of teaching method is based on the criteria of the objectives of the study, situation, and teacher itself. Penurunan kualitas lingkungan terjadi karena kelalaian, ketidaktahuan dan tiadanya etika serta/moral terhadap lingkungan. Pendidikan Lingkungan Hidup penting diajarkan pada murid SD, untuk memperoleh pengetahuan, kesadaran dan mempunyai sikap dan perilaku peduli lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis metode yang efektif dalam mengajarkan PLH di sekolah Adiwiyata; dan (2) menganalisis aspek dalam pemilihan metode pengajaran PLH di sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan analisis deskriptif. Penelitian dilakukan di sekolah penerima Adiwiyata di DKI Jakarta yaitu SDN Klender 22, SDN Benhil 12, SDN Menteng 02, dan SDN Sungai Bambu 05. Responden berjumlah 46 orang guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh guru Sekolah Adiwiyata dalam mengajarkan PLH adalah metode ceramah, metode pengalaman langsung dan metode diskusi. Pemilihan metode mempertimbangkan tujuan pembelajaran, situasi dan aspek pengajar sendiri.
PEMANFAATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF ULAR TANGGA DALAM PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SD Aini Indriasih
Jurnal Pendidikan Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (263.545 KB) | DOI: 10.33830/jp.v16i2.343.2015

Abstract

Games as tools in education is one of the media-based simulation designed to stimulate the existing problems, in order to obtain the essence of science that can be used to solve the problem. This research was conducted with the purpose of implementing the thematic-based character education by utilizing the tools of educational games. The results of this study are expected to provide an alternative activity to play in learning process and cultivate children to skillfully handle the problem independently, encouraging teachers to be more creative in educating the children with media interest and in accordance with the children's development. This study used a quasi-experimental design. The data collection technique used was the test and observation guidelines. Implementation of research had been done in class III SD 02 Temulus in Distric of Kudus in central of Java. The research result showed that the activity of students in the learning was 84 which is very active. The result of learning process skills was 81, while learning completeness score was 88. The test results influenced the activity of the students’ learning as big as 0,684. There was still 0,352 of variance which was influenced by other variables. The influence of skills in the learning process of students to the students test scores was 0,616. It means, there are other variables which influence the test scores as big as 0,384. Comparative tests between pre-test and post-test (t test) was t = 12,2*, means that there was difference in learning outcomes before and after treatment. Alat permainan edukasi adalah salah satu media berbasis simulasi didesain untuk menstimulasikan permasalahan yang ada, sehingga diperoleh esensi ilmu yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menerapkan pendidikan karakter berbasis tematik dengan memanfaatkan alat permainan edukatif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif kegiatan bermain sambil belajar dan membudayakan anak untuk terampil mengatasi masalahnya secara mandiri, mendorong guru untuk dapat lebih kreatif membelajarkan anak dengan media yang menarik dan sesuai dengan perkembangan anak. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen (eksperimen semu). Sedangkan teknik pengumpulan yang digunakan adalah tes dan pedoman observasi. Pelaksanaan penelitian dilakukan di kelas III SD02 TemulusKabupaten Kudus. Dari hasil penelitian diperoleh nilai keaktifan siswa dalam pembelajaran sebesar 84 dengan kriteria sangat aktif. Adapun nilai keterampilan proses dalam pembelajaran sebesar 81 dengan kriteria terampil, sedangkan ketuntasan belajar diperoleh skor 88. Dari hasil uji pengaruh keaktifan terhadap hasil belajar diperoleh skor 0,684 yang artinya masih ada pengaruh dari variabel lain sebesar 0,352. Sedangkan pengaruh keterampilan proses siswa dalam pembelajaran diperoleh skor 0,616 sehingga masih ada pengaruh variabel lain sebesar 0,384. Uji banding sebelum dan sesudah perlakukan (uji t) diperoleh nilai t = 12,2 < 0,05 dapat diartikan bahwa ada perbedaan hasil belajar sebelum dan sesudah perlakuan.
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN SELF MONITORING SISWA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH DALAM BIOLOGI BAGI SISWA KELAS X SMA Gusti Nurdin
Jurnal Pendidikan Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.57 KB) | DOI: 10.33830/jp.v16i2.344.2015

Abstract

The purpose of this study was to describe (1) the ability to follow the scientific thinking of students learning with cooperative learning. (2) differences in scientific thinking skills among students who have self-monitoring high and students who have self-monitoring low (3) differences in scientific thinking skills of students who have self-monitoring high following study with cooperative learning learning students (4) differences in scientific thinking skills of students who have low self-monitoring which follows cooperative learning students in the subjects of biology in high school. (5) the effect of the interaction between learning strategy and self-monitoring of the scientific thinking skills. The research location is housed in SMA 22 Jakarta Timur. With descriptive results, the low self-monitoring group, the average student learning outcomes before treatment amounted to 58,55. After scientific thinking and treatment, an increase in the average learning result of 72,91 and 84,18. Likewise, the high self-monitoring group, the average student learning outcomes before treatment was of 58,33. After scientific thinking and treatment, an increase in the average learning result of 71,17 and 81,33. The average value of student learning outcomes before treatment amounted 58,43.Setelah scientific thinking and treatment, the average student learning outcomes increased by 72,0 and 82,70. The average value of student learning outcomes before treatment amounted 58,43.Setelah scientific thinking and treatment, be increased by 72,0 and 82,70. The average value of student learning outcomes low self-monitoring group amounted to 71,88. The average results of students 'self-monitoring group high of 70,28. Sebelum treatment, the average value of the students' self-monitoring group a low of 58,55. The average results of students' self-monitoring group high of 58,33. The difference in value of student learning outcomes between low self-monitoring groups did not differ significantly with high self-monitoring after treatment. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan (1) kemampuan berpikir ilmiah siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif. (2) perbedaan kemampuan berpikir ilmiah antara siswa yang memiliki self monitoring tinggi dan siswa yang memiliki self monitoringrendah (3) perbedaan kemampuan berpikir ilmiah siswa yang memiliki self monitoring tinggi yang mengikuti pembelajaran dengan pembelajaran kooperatif learning siswa (4) perbedaan kemampuan berpikir ilmiah siswa yang memiliki self monitoring rendah yang mengikuti pembelajaran kooperatif siswa dalam mata pelajaran biologi di SMA. (5) pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dengan self monitoring terhadap kemampuan berpikir ilmiah. Lokasi penelitian ini bertempat di SMA 22 Jakarta Timur. Dengan hasil secara deskriptif, pada kelompok self monitoring rendah, rata-rata hasil belajar siswa sebelum treatment adalah sebesar 58,55. Setelah berpikir ilmiah dan treatment, terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 72,91 dan 84,18. Demikian juga pada kelompok self monitoring tinggi, rata-rata hasil belajar siswa sebelum treatmentadalah sebesar 58,33. Setelah berpikir ilmiah dan treatment, terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar sebesar 71,17 dan 81,33. Rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum treatment adalah sebesar 58,43.Setelah berpikir ilmiah dan treatment, rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 72,0 dan 82,70. Rata-rata nilai hasil belajar siswa sebelum treatment adalah sebesar 58,43.Setelah berpikir ilmiah dan treatment, menjadi meningkat sebesar 72,0 dan 82,70. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelompok self monitoring rendah adalah sebesar 71,88. Rata-rata hasil belajar siswa kelompok self monitoring tinggi sebesar 70,28.Sebelum treatment, rata-rata nilai hasil belajar siswa kelompok self monitoring rendah sebesar 58,55. Rata-rata hasil belajar siswa kelompok self monitoring tinggi sebesar 58,33. Selisih nilai hasil belajar siswa antara kelompok self monitoring rendah tidak berbeda signifikan dengan self monitoring tinggi setelah treatment.
COMMUNITY HEALTH EDUCATION THROUGH NON-FORMAL EDUCATION IN PAKISTAN Muhammad Ajmal; Farzana M Phil
Jurnal Pendidikan Vol. 16 No. 2 (2015)
Publisher : LPPM Universitas Terbuka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.607 KB) | DOI: 10.33830/jp.v16i2.345.2015

Abstract

Pendidikan kesehatan merupakan komponen integral dari pelayanan kesehatan primer. Petugas kesehatan wanita menyediakan berbagai layanan kesehatan kepada masyarakat di Pakistan. Mereka harus menyadari dan dilatih tentang aspek kuratif dan preventif pelayanan kesehatan primer. Ada kebutuhan mendesak untuk mendidik dan mengatur kesehatan pelatihan pendidikan untuk petugas kesehatan wanita. Jadi studi ini dirancang pada "pendidikan kesehatan masyarakat melalui pendidikan non-formal". Populasi dari penelitian ini adalah petugas kesehatan wanita, master trainer dan masyarakat. Tanggal dikumpulkan melalui lima titik skala Likert dan beberapa pertanyaan terbuka untuk petugas kesehatan wanita dan master trainer dan wawancara checklist untuk masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas kesehatan wanita tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan dan penyakit umum. Ada cukup pelatihan in-service bagi petugas kesehatan wanita untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka untuk hasil yang lebih baik. Studi direkomendasikan bahwa selain program pelatihan yang ada, sesi kesehatan pelatihan harus diatur melalui videoconference / telekonferensi, kursus pelatihan online, media sosial, TV / program Radio FM, literatur terbaru, program CD yang direkam untuk petugas kesehatan wanita. Health education is an integral component of primary health care services. Lady health workers provide a broad range of health services to the communities in Pakistan. They should be aware and trained about curative and preventive aspects of primary health care services. There is an urgent need to educate and organize health educational trainings for Lady Health Workers. So this study was designed on “community health education through Non-formal education”. The population of this study was lady health workers, master trainers and community people. Date was collected through five point Likert scale and some open-ended questions for lady health workers and master trainers and interview checklist for community people. Results showed that the lady health workers do not have sufficient knowledge about health and common diseases. There are insufficient in-service trainings for lady health workers to enhance their skill and knowledge for better outcomes. Study recommended that in addition to existing training program, training health sessions should be arranged through videoconferencing/ teleconferencing, online training courses, social media, TV/ FM Radio programs, latest literature, CD recorded programs for lady health workers.

Page 1 of 1 | Total Record : 6